Belajar Lebih Menyenangkan dengan Deep Learning di Sekolah

Belajar Lebih Menyenangkan dengan Deep Learning di Sekolah

Kota Pekalongan tengah menatap perubahan besar dalam dunia pendidikan dengan hadirnya pendekatan deep learning. Dinas Pendidikan Kota Pekalongan menegaskan bahwa konsep ini bukanlah kurikulum baru, melainkan sebuah filosofi belajar yang menuntun arah strategi hingga penerapan di ruang kelas.

“Deep learning itu bukan kurikulum, melainkan pendekatan. Filosofinya dituangkan ke dalam strategi, lalu diterapkan di kelas. Kurikulum tetap sama, hanya saja materinya lebih sederhana,” jelas Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan, Mabruri, beberapa waktu lalu.

Ia menekankan, yang berubah bukanlah struktur kurikulum, melainkan cara mengajar. Beban materi yang berlebihan akan dipangkas agar peserta didik bisa fokus memahami pelajaran secara lebih mendalam dan bermakna.

“Yang terpenting bukan banyaknya materi, tapi bagaimana siswa benar-benar paham, belajar dengan senang hati, dan menemukan makna dari apa yang dipelajari. Anak-anak tidak cukup hanya tahu, tapi juga perlu mengerti manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Pendekatan ini diharapkan mendorong siswa menghubungkan teori dengan realitas yang mereka alami, sehingga ilmu tidak berhenti di buku, tetapi benar-benar hidup dalam keseharian.

Rencananya, regulasi penerapan deep learning baru dimulai pada tahun ajaran 2025–2026. Namun, penerapannya dilakukan bertahap karena kesiapan guru menjadi faktor penentu utama.

Para pendidik akan mengikuti serangkaian pelatihan dengan skema in–on–in selama satu hingga dua bulan. Dengan pola ini, guru diberi kesempatan memahami filosofi deep learning lebih dulu sebelum membawanya ke kelas.

“Kita tidak bisa langsung menerapkannya sekaligus. Guru perlu berproses melalui pelatihan bertahap. Jadi implementasi akan berjalan perlahan, tapi terarah,” tegasnya.

Melalui pendekatan ini, Dinas Pendidikan berharap lahir generasi yang bukan hanya unggul secara akademis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir kritis, memahami manfaat ilmu, serta mampu menghubungkannya dengan realitas kehidupan.

Komentar

comments powered by Disqus