Deep learning atau pembelajaran mendalam kini menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan Indonesia. Konsep ini semakin populer sejak diterapkannya Kurikulum Merdeka yang mendorong pembelajaran berdiferensiasi sesuai kebutuhan siswa.
Untuk memperkenalkan konsep ini lebih luas, Pusat Pengembangan Kompetensi (Pusbangkom) SDM Pendidikan dan Keagamaan Kementerian Agama menggelar program REBORN #3 bertema “Deep Learning: Belajar Cerdas, Ngajar Makin Gampang.” Acara ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Yun Yun Yunadi dan Wawan Kurniawan.
Menurut Wawan, deep learning bukanlah kurikulum baru, tetapi pendekatan pembelajaran dengan tiga prinsip utama: mindful (kesadaran penuh), meaningful (bermakna), dan durable (berkelanjutan). Dengan pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar untuk ujian, tetapi juga menguasai pengetahuan dan keterampilan yang bermanfaat jangka panjang.
Namun, penerapan deep learning tidak lepas dari tantangan. Pemahaman guru yang berbeda-beda, keterbatasan infrastruktur, serta budaya belajar tradisional sering menjadi hambatan. Oleh karena itu, dukungan kepala sekolah, pengawas, dan masyarakat sangat penting untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang kondusif.
Yun Yun menegaskan bahwa deep learning bertujuan mempersiapkan generasi muda dengan keterampilan abad ke-21: berpikir kritis, kreatif, dan mampu berkolaborasi. Guru sebagai garda terdepan harus mendapatkan pendampingan agar bisa menerapkan metode ini dengan baik.
Dengan komitmen bersama, deep learning diharapkan mampu menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, menyenangkan, dan relevan dengan kehidupan siswa.

Komentar
comments powered by Disqus